Alina terduduk di lantai setelah membaca surat
dari amelia, matanya menatap kedepan dengan tatapan tidak percaya, tersirat
akan ketakutan yang dalam, tangannya bergetar di dada, menggenggam erat
lembaran surat amelia, bagaimana mungkin amelia bekerja pada keluarga
emmanuelle? Mengapa ini bisa terjadi? Berbagai pertanyaan berkecamuk di
hatinya.
Alina bangun dengan cepat melangkah setengah berlari
keluar rumah namun beberapa saat kemudian langkahnya terhenti, tidak, aku tidak
mungkin kesana, pikirnya alina dalam hati.
Pikirannya berkecamuk hebat, ia bahkan tidak
beranjak dari berdiri di depan pintu rumah, memandang ke depan dengan tatapan
menerawang yang menyedihkan.
Karena tidak berhasil memikirkan apapun, alina
kembali terjatuh ke lantai teras, airmatanya mengalir deras, dalam hati
berulang kali ia menyebutkan nama putrinya, seakan-akan putrinya adalah hal
terakhir yang bisa ia ucapkan.